FAKTA JURNALIS.COM-Gunung Anak Krakatau (GAK) kembali erupsi. Kali ini, ada beberapa letusan yang keluar dari Gunung tersebut. Namun, erupsinya gunung itu, tidak berpengaruh terhadap penyeberangan Selat Sunda.
Informasi yang dihimpun dari Magma Indonesia, saat ini, kondisi GAK terjadi Erupsi dengan tinggi kolom abu teramati ± 1000 m di atas puncak (± 1157 m di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 50 mm dan durasi 169 detik.
Kondisi cuaca, dalam keadaan berawan, angin lemah ke arah timur dan selatan. Suhu udara sekitar 26-32°C. Kelembaban 40-54%.
Sedangkan, pengamatan secara Visual, Gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-III. Teramati asap kawah utama berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 25-200 meter dari puncak.
Dalam kondisi Pengamatan Kegempaan, ada dua kali Harmonik dengan amplitudo 8-13 mm, dan lama gempa 227-742 detik, satu kali gempa Low Frequency dengan amplitudo 6 mm, dan lama gempa 5 detik, dua kali gempa Vulkanik Dangkal dengan amplitudo 7-12 mm, dan lama gempa 8-10 detik.
Kemudian, sebanyak tiga kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 27-34 mm, S-P 2-3.6 detik dan lama gempa 11-15 detik dan satu kali gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 1-10 mm, dominan 5 mm.
Saat ini, status aktivitas GAK masih berada pada Level II (Waspada), sehingga masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah.
General Manager (GM) PT. ASDP Cabang Bakauheni, Capt Solikin melalui Humas Saifulahil Maslul Harahap menjelaskan, meskipun GAK telah terjadi erupsi, kondisi penyeberangan Selat Sunda masih dalam keadaan normal.
“Kalau penyeberangan masih normal kok, ada sekitar 29 trip kapal yang berangkat dari Pelabuhan Bakauheni Lamsel menuju Merak Banten,” Ungkap Syaiful, Jumat (4/2). (Tim/Red)
